Kamis, 11 Februari 2016

Salam Sukses !
Belasan tahun yang lalu saya memulai sebuah “perjalanan” mencari makna sukses sekaligus cara meraihnya. Sudah banyak pekerjaan yang saya tekuni untuk mengantarkan saya menuju sukses (finansial). Selama itu pula saya banyak bertemu orang “hebat” tempat saya bisa belajar banyak tentang sukses. Di setiap tempat saya bekerja itu saya selalu bisa mencapai “atap” (yang sementara orang posisi itu disebut sukses), yaitu suatu kondisi dimana saya sudah tidak melihat ada kemungkinan berada atau meraih tempat yang lebih atas lagi hanya karena aturan yang dibuat manusia.
Posisi itu memberikan kebanggaan yang tidak bisa saya nikmati. Posisi itu suatu saat membuat saya merasa dihormati dan dihargai orang lain, tapi saya gelisah karena secara finansial saya belum berada pada kondisi yang saya harapkan. Di tempat lain posisi itu memberikan kenikmatan finansial, tapi kegelisahan justru menyentuh sisi sosial dan emosi saya. Sayapun pernah mendapatkan kepuasan intelektual dan sosial tapi kegelisahan muncul di sisi spiritual dan finansial. Selama “perjalanan” itu ternyata saya menemukan banyak sekali orang seperti saya, orang yang bingung dalam memaknai sukses. Begitu banyak orang mendapatkan kebanggaan yang tidak bisa dinikmati, karena masih terganggu oleh kegelisahan dari sebagian aspek dalam hidupnya. Baru kemudian saya menemukan sebuah “pencerahan” dalam perjalanan itu. Saya sebut “sebuah” karena setelah itu saya mendapatkan “pencerahan-pencerahan” berikutnya. Proses pembelajaran yang saya dapatkan dari orang-orang yang menjadi guru saya, membaca ribuan buku, mengikuti seminar dan pelatihan,  dan  “bisikan” dari Yang Maha Kuasa,  saya mendapatkan “pencerahan” hebat  dalam  hidup saya. Saya mulai menemukan makna sukses dan bagaimana cara meraihnya. Saya mengembangkan sebuah metode yang didasarkan pada eksplorasi ilmiah dan spiritual dunia bawah sadar manusia untuk membongkar setiap permasalahan sekaligus menemukan jalan untuk meraih sukses. Saya sudah tularkan pengetahuan ini kepada banyak orang, teman-teman dan sahabat-sahabat saya. Mereka begitu gembira bisa meraih sukses atau setidaknya menemukan jalan sukses mereka. Mereka kini bisa menjalani hidup lebih tenang dan merasa hidup mereka betul-betul bermakna.
Setiap orang menginginkan berhasil atau sukses secara finansial, spiritual, fisik (kesehatan), sosial, intelektual dan emosi. Secara finansial kita ingin aman dalam kondisi keuangan bahkan kalau mungkin berkelimpahan. Secara spiritual kita ingin aman dan tenang dalam menjalani hidup karena struktur keimanan yang kuat. Secara fisik kita ingin tetap sehat penuh energi. Secara sosial kita ingin hubungan dan komunikasi dengan masyarakat terjalin berdasarkan rasa saling menghormati dan rasa cinta kasih. Secara intelektual kita ingin selalu mampu mengikuti perkembangan jaman. Secara emosi kitapun ingin selalu bersikap dan bertindak berdasarkan kebijaksanaan. Kita ingin bisa menikmati hidup dengan cara apapun tanpa diganggu oleh kegelisahan-kegelisahan dari berbagai aspek kehidupan tadi. Itulah yang saya sebut “THE HARMONIC SUCCESS”, sebuah makna sukses yang memberikan keselarasan dalam hidup kita.
Kesuksesan adalah sebuah pilihan dari hanya dua alternatif yang disediakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi sesungguhnya pilihan itu adalah sebuah keputusan mudah. Namun demikian pilihan itu tetap pilihan bersyarat. Pilihan itu harus bersifat personal dan holistic. Keputusan untuk memilih itu sangat dipengaruhi cara berpikir, paradigma atau mindset kita sebagai pusat sebuah sistem kendali internal diri yang saya sebut dengan “The Holistic Working System”.
Banyak teman dan sahabat menyarankan agar saya memberikan pengalaman dan pengetahuan ini ke masyarakat luas. Berkaitan dengan itulah REMIND kami dirikan agar memberi manfaat ke sebanyak mungkin orang. Melalui tahapan itu kami ingin menjalankan peran bersama anda untuk membantu agar bangsa Indonesia hidup makmur dan sejahtera. Oleh karena itu kami mengundang anda untuk hadir dalam event-event yang kami selenggarakan.
Terima kasih.
Salam,

0 komentar:

Posting Komentar